Bondan ini salah satu musisi indonesia yang sangat berbakat.dia awalnya merupakan bassis dari band punky kopral
tapi dia memutuskan untuk berkarir solo dan berkolaborasi dengan Fade 2 Black.
Dengan genre musik pop rock dipadu dengan rap.Dengan genre musik yang baru ini bondan diganjar penghargaan yakni AMI awards pada tahun 2008 untuk kategore rap terbaik..
2.Dahlan Iskan
2.Dahlan Iskan
Biografi
MASA KECIL MASA
SULIT
Dahlan Iskan lahir di Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan,
Jawa Timur, tahun 1951. Setelah lemari bajunya terjual, Dahlan Iskan akhirnya
memutuskan sendiri tanggal dan bulan kelahirannya, yaitu 17 Agustus. Ia memilih
tanggal serta bulan itu agar mudah diingat karena bertepatan dengan kemerdekaan
Indonesia.
Lemari baju satu-satunya terpaksa dijual untuk makan sehari-hari.
Padahal di belakang lemari itu bapaknya biasa mencatat tanggal kelahiran
anak-anaknya . Tanggal lahir Dahlan pun ikut lenyap bersama sang lemari.
Sejak kecil, Dahlan sudah akrab dengan kemiskinan. Pakaian yang ia miliki
hanya satu celana pendek, satu baju dan satu sarung. Kain sarung yang ia miliki
bisa dijadikan alat serbaguna olehnya. Mulai dari sebagai alat ibadah, pengganti
baju jika ia mencuci bajunya, pengganti celana jika ia mencuci celananya,
selimut, bahkan karung jika ia sedang mengumpulkan sisa panen kedelai orang
kaya. Kalau lapar mendera, dia terpaksa mencuri tebu milik pabrik gula di dekat
rumahnya. Puluhan tahun kemudian nasib berkata lain. Dia harus menjadi pemimpin
puluhan pabrik gula yang sedang sekarat di seluruh Indonesia. Hutang Dahlan
dibayar lunas, satu tahun setelah dia menjadi menteri BUMN, pabrik-pabrik gula
itu mulai menuai keuntungan setelah puluhan tahun merugi.
MASA DEWASA MASA BEKERJA
Dahlan Iskan memulai karirnya sebagai calon reporter Harian Mimbar
Masyarakat di Samarinda. Segera setelah ia tidak menyelesaikan kuliahnya di
IAIN (sekarang STAIN) dan lebih memilih untuk menggeluti dunia kewartawanan di
Koran kampus dan aktif dibeberapa organisasi seperti Pelajar Islam Indonesia.
Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Nama Dahlan Iskan melejit
setelah membuat liputan eksklusif karamnya Tampomas II. Kapal buatan Jepang
dari Jakarta yang menuju Makassar itu, terbakar 2 hari sebelum akhirnya
tenggelam. Sekitar 400 penumpang tewas, ada pula yang menyebut 666 tewas, salah
satunya sang nakhoda, Abdul Rivai.
Dahlan yang saat itu menjadi kepala biro Tempo Jawa Timur, menjadi
satu-satunya wartawan yang meliput. Karena medan ke lokasi sangat sulit. Dalam
3 hari, dia mengumpulkan bahan berita dan merekonstruksi tahap-tahap karamnya
kapal. Dahlan saat itu berhasil mewawancara seluruh awak kapal, dan
korban yang selamat di dalam kapal motor Sangihe yang dipakai mengevakuasi
korban.
Begitu terbit, liputan itu langsung banjir pujian. Bahkan disebut-sebut
sebagai cikal bakal lahirnya gaya investigasi ala Tempo. Karier Dahlan pun
melesat cepat akibat liputan maut ini.
Pada tahun 1982, Dahlan Iskan dipercaya untuk memimpin Koran Jawa Pos yang
dibeli oleh Eric Samola (Direktur Utama PT Grafiti Pers, penerbit Tempo). Koran
ini dahulu beranama Java Post yang kemudian menjadi Djawa Post dan akhirnya
menjadi Jawa Pos. Pada saat itu, pasar Koran Surabaya dikuasai oleh harian
Surabaya Post dan Kompas. Jawa Pos waktu itu hampir mati dengan
sirkulasi Cuma 6.800 eksemplar. Oplah yang habis diangkut dengan beberapa
becak. Dalam kurun waktu lima tahun pertama (1982-1987), Dahlan iskan telah
menjadikan Jawa Pos surat kabar spektakuler dengan oplah 126.000 eksemplar
beserta omset tahunan melejit sampai Rp 10,6 miliar atau 20 kali lipat dari
omset ditahun pertama (1982).
“Dulu saking tidak terkenalnya, kalo ada yang bertanya dimana kantor Jawa
Pos? Jawabannya: “Di depan kantor Bank Karman.” Padahal Bank Karman juga bukan
bank terkenal. Itu menjadi lecutan buat saya untuk membalik keadaan. Saya mau
kalau ada yang bertanya di mana kantor Bank Karman. Jawabannya harus: “Di depan
kantor Jawa Pos!” Sayangnya cita-cita saya tidak kesampaian. Bank Karman keburu
dilikuidasi saat Jawa Pos mulai terkenal.” Kenang Dahlan Iskan sambil tertawa.
Pada tahun 1993, dalam usia 42 tahun, Dahlan Iskan memutuskan berhenti
sebagai pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos. Inisiatifnya untuk berhenti
karena percaya pentingnya regenerasi , memberikan kesempatan kepada generasi
muda untuk berkarya. Alasan lain adalah karena ia ingin lebih fokus sebagai
orang nomor satu Jawa Pos News Network yang ia dirikan selanjutnya.
Pada tahun 1997, ia berhasil mendirikan Graha Pena, gedung perkantoran
berlantai 20, dan menjadi salah satu gedung pencakar langit di Surabaya.
Kemudian gedung serupa juga dibangun di Jakarta pada tahun 2002. Dahlan
mengembangkan bisnis medianya dengan membentuk Jawa Pos News Network (JPNN)
yang merupakan salah satu jaringan media terbesar di tanah air yang Jawa Pos
Group saat ini memiliki 207 koran, 65 percetakan, 42 stasiun TV lokal, jaringan
pemberitaan, pabrik kertas hingga belasan gedung perkantoran.
MASA TRANSISI MASA BERBAKTI
Aktifitas di media benar-benar ditinggalkan Dahlan ketika menderita kanker
hati. Saking parahnya, satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidupnya adalah
dengan melakukan operasi transplantasi hati. Proses menjalani operasi ditulis
Dahlan menjadi sebuah buku “GANTI HATI” yang mengilhami banyak orang untuk
mulai hidup sehat dan tetap semangat menghadapi penyakit kritis.
Setelah menjalani transplantasi hati (2006), Dahlan menghabiskan waktu
sebagai Ketua Dewan Pengawas Pesantren Sabilul Muttaqin (PSM). Mengembangkan
131 sekolah dengan 9.300 guru. Dua di antaranya berstatus pesantren
internasional bekerjasama dengan Al Irsyad, lembaga pendidikan Islam ternama di
Singapura. Pesantren internasional di Magetan itu diberi nama International
Islamic School (IIS). Sebanyak 15 guru IIS mendapat sertifikasi international
sehingga mereka bisa menjadi guru di semua sekolah yang menggunakan kurikulum
Cambridge School di seluruh dunia.
Mengurusi pesantren adalah kebahagian Dahlan. Selain karena perhatiannya
yang besar pada dunia pendidikan, juga karena merupakan wasiat dari orangtunya.
MASA BERBAKTI MASA MENGABDI
Bos Koran Menjadi Bos Setrum
Pada 23 September 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN
menggantikan Fahmi Mochtar. Banyak orang yang tidak setuju akan hal ini, dikarenakan
Dahlan Iskan bukanlah seorang yang berpendidikan ataupun berada dalam bidang
PLN. Menanggapi cibiran tersebut, Dahlan dengan lugasnya menjawab melalui
petikan :
“PLN ialah tempat berkumpul orang-orang hebat! Karyawannya lulusan SMA
jurusan terhebat, Fisika! Jurusan yang dianggap paling pintar! Lalu, masuk
Fakultas Teknik Elektro ITB, yang terhebat! Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN
oleh senior-senior yang hebat! Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan
orang-orang terhebat dan terpintar di negeri ini! Jadi dibutuhkan manusia bodoh
seperti saya... Kata Dahlan.
Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan dengan
mengidentifikasi masalah PLN menjadi 5 musuh besar yang harus dikalahkan. Musuh
No 1, yakni krisis listrik. PLN berhasil mengatasi krisis listrik hanya dalam
waktu enam bulan (Januari-Juni 2010). Dalam waktu sesingkat itu kekurangan
listrik di seluruh Indonesia tercukupi berkat manajemen distribusi daya yang
lebih baik. Musuh besar No 2 panjangnya daftar tunggu: 2,5 juta orang. Ada yang
sudah antre listrik sejak lima atau tujuh tahun. Daftar tunggu itu berhasil
diselesaikan melalui dua kali gerakan sehari sejuta sambungan (GRASSS).
Musuh besar No 3: banyaknya gangguan trafo, juga sudah berhasil dikalahkan.
Perawatan yang lebih intensif didukung dengan penyediaan trafo cadangan yang
mencukupi berhasil meminimalkan gangguan listrik akibat kerusakan trafo. Musuh
no. 4 yaitu gangguan feeder (penyulang) juga berhasil diatasi. Di Indonesia
masih banyak feeder yang berjarak lebih dari jarak ideal yaitu 25 km. Bahkan di
Tapanuli ada feeder yang panjangnya 300 km. Jarak feeder diusahakan seideal
mungkin dimasa Dahlan.
Musuh besar no.5 yaitu inefisiensi sudah diperangi. Banyaknya pembangkit
salah makan karena sulit mendapat gas membuat PLN terpaksa membakar
solar
yang lebih mahal. Berkat
‘mengemis’ ke berbagai pihak, beberapa pembangkit berbahan bakar BBM sudah
mulai mendapatkan gas. Sayangnya sebelum upaya ini tuntas, tanggung jawab yang
lebih besar disematkan ke pundak Dahlan.
Lulusan Pesantren Memimpin BUMN
Dua tahun menjabat sebagai Direktur Utama PLN, pada tanggal 17 Oktober
2011, Dahlan Iskan ditunjuk oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai
Menteri BUMN. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri
BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak
semangat untuk melakukan reformasi PLN serta ia harus menanggung tanggung jawab
yang besar dengan memegang amanah yang besar ini.
Begitu menjadi Menteri BUMN Dahlan menetapkan 3 misi BUMN: Pertama, BUMN
harus bisa dipakai sebagai alat ketahanan nasional. Industri strategis masuk
kelompok ini, demikian juga BUMN pangan. Kedua, BUMN harus bisa berfungsi
sebagai engine of growth. Mesin pertumbuhan ekonomi. Proyek-proyek penting yang
akan bisa menggerakkan ekonomi secara nyata harus dimasuki BUMN. Ketiga, BUMN
harus bisa dipergunakan untuk menumbuhkan kebanggaan nasional. Pride of Nation.
Sejumlah BUMN tidak boleh hanya bisa menjadi jago kandang. Harus menjadi
kebanggaan bangsa di dunia internasional.
“Alangkah hebatnya Indonesia kalau semua potensi bangsa disatukan dalam
koordinasi yang utuh. Kalau saja ada kesatuan di dalamnya, kita bisa
memproduksi pabrik apa pun, alat apa pun, dan kendaraan apa pun. Pembangkit
listrik, pabrik gula, pabrik kelapa sawit, pesawat, kapal, kereta, motor,
mobil, dan apalagi sepeda, semua bisa dibuat di dalam negeri” Ujar Dahlan.
Visi itu satu persatu berhasil diwujudkannya dalam waktu singkat. Industri
pertahanan negara bangkit, pembangunan infrastruktur memanfaatkan
kekuatan BUMN begitu cepat, BUMN pertanian dan perkebunan bergerak bahu membahu
mewujudkan ketahanan pangan nasional. Mimpinya membentuk BUMN-BUMN yang kuat
yang mampu bersaing dalam pasar global terwujud ketika Pertamina masuk dalam
Fortune 500. Garuda Indonesia mengalahkan MAS dan menjadi maskapai kelas
ekonomi terbaik dunia. Semen Indoensia mengakusisi pabrik semen di Vietnam dan
menjadi Pabrik Semen terbesar di ASEAN. BUMN-BUMN Karya melakukan ekspansi ke
Afrika dan Jazirah Arab. Banyak prestasil lain BUMN di bawah Dahlan Iskan yang
menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Kerja.Kerja. Kerja. Demi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar